Jebol Tembok Lapas Menggunakan Sendok Stainless, 7 Orang Napi Berhasil Kabur

Jebol Tembok Lapas   Sebuah peristiwa mengejutkan terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bandung, Jawa Barat. Tujuh orang narapidana berhasil melarikan diri setelah berhasil merusak tembok menggunakan alat sederhana, yakni sendok stainless. Aksi pelarian ini diketahui pada pagi hari setelah petugas melakukan pemeriksaan rutin di blok tahanan.

Aksi Pelarian yang Mengejutkan

Menurut keterangan pihak Lapas, aksi perusakan tembok ini sudah berlangsung beberapa hari sebelum akhirnya tembok tersebut jebol. Para napi yang terlibat dilaporkan menggunakan sendok stainless, yang diperoleh secara ilegal di dalam lapas, untuk menggali tembok sel mereka secara perlahan. Meskipun para petugas sudah rutin melakukan pengecekan, aksi tersebut tidak terdeteksi.

“Para napi ini cukup sabar dalam menjalankan rencananya. Mereka memanfaatkan alat sederhana untuk merusak tembok secara perlahan, hingga akhirnya berhasil keluar,” ujar Kepala Lapas Kelas IIA Bandung, Asep Nugraha.

Kejadian Terungkap Pagi Hari

Kejadian ini baru terungkap pada pagi hari saat petugas melakukan pemeriksaan rutin. Tembok yang semula kokoh kini berlubang besar, mempermudah para napi untuk keluar dari ruang tahanan. Setelah tembok jebol, ketujuh napi tersebut berhasil melarikan diri dengan cara memanfaatkan kerumunan di area lapas.

Petugas Lapas segera melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian untuk melacak keberadaan para napi yang kabur. Tim gabungan dari kepolisian dan petugas lapas langsung melakukan pengejaran di berbagai titik, termasuk kawasan sekitar Lapas Bandung.

Polisi Langsung Melakukan Pengejaran

Setelah menerima laporan, pihak kepolisian segera menyusun strategi untuk menangkap para napi yang melarikan diri. Beberapa dari mereka dilaporkan sudah bersembunyi di tempat-tempat yang sulit dijangkau. Polisi mengerahkan sejumlah tim untuk melakukan pengejaran di daerah sekitar serta memeriksa kemungkinan mereka melarikan diri ke wilayah lain.

“Tim sudah dikerahkan untuk mengejar para napi yang kabur. Kami juga bekerja sama dengan pihak Lapas untuk memastikan tidak ada lagi pelarian serupa yang terjadi,” ujar Kapolresta Bandung, Kombes Pol Hendra Suhendra.

Tindak Lanjut dari Pihak Lapas

Pihak Lapas menyatakan akan melakukan evaluasi terkait sistem keamanan di dalam lapas. Tembok yang menjadi titik pelarian itu akan segera diperbaiki dan diperkuat. Pihak berwenang juga menegaskan bahwa mereka akan meningkatkan pengawasan terhadap barang-barang yang dapat digunakan oleh napi untuk merusak fasilitas lapas.

“Keamanan di dalam Lapas perlu lebih diperketat. Kami akan mengubah beberapa prosedur yang ada agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” tambah Asep Nugraha.

Harapan untuk Keamanan Lapas

Kasus pelarian ini menimbulkan kekhawatiran terkait sistem pengamanan di lembaga pemasyarakatan. Beberapa pihak menyarankan agar pemerintah memperkuat pengawasan dan fasilitas di dalam lapas guna mencegah insiden serupa. Selain itu, masyarakat juga berharap agar para napi yang kabur segera ditangkap dan kembali menjalani hukuman sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Hingga saat ini, tim gabungan masih terus melaksanakan pengejaran. Polisi berharap agar para napi yang melarikan diri dapat segera ditemukan dan dibawa kembali ke Lapas.