Terungkap, KKB Papua Beli Amunisi Rp 200 Ribu Per Butir, Polda Papua Selidiki Sumber Dana

KKB Polisi Papua mengungkapkan bahwa kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua membeli amunisi dengan harga mencapai Rp 200 ribu per butir. Harga yang tinggi ini menjadi sorotan, dan Polda Papua kini tengah menyelidiki sumber dana yang digunakan oleh kelompok tersebut.

Penemuan Amunisi dan Dugaan Jaringan Pengadaan

Pengungkapan ini terjadi setelah polisi berhasil mengidentifikasi dan mengamankan beberapa barang bukti berupa amunisi yang diduga digunakan oleh KKB dalam serangan terhadap aparat keamanan dan masyarakat. Dalam penyelidikan awal, terungkap bahwa harga amunisi yang dibeli kelompok tersebut sangat tinggi. Hal ini memicu kecurigaan adanya jaringan pengadaan dan pendanaan yang lebih besar di balik operasi KKB.

Penyelidikan Polda Papua Terhadap Sumber Dana KKB

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Papua, Kombes Pol. Arief Wicaksono, menjelaskan bahwa pihaknya sedang mendalami aliran dana yang digunakan oleh KKB untuk membeli senjata dan amunisi. “Kami sedang menyelidiki siapa yang terlibat dalam penyediaan senjata dan amunisi bagi KKB, serta dari mana mereka mendapatkan sumber dana tersebut,” kata Arief dalam konferensi pers di Jayapura.

Arief menambahkan bahwa amunisi dengan harga tinggi ini menunjukkan adanya jaringan terorganisir yang mendukung kegiatan teror yang dilakukan oleh KKB di Papua. “Kami menduga ada pihak-pihak tertentu yang menyediakan logistik ini dan mendanai operasional KKB. Ini menjadi perhatian serius bagi kami,” ujarnya.

Keterlibatan Jaringan Terorganisir dan Perdagangan Senjata Ilegal

Sumber kepolisian mengungkapkan bahwa KKB selama ini memperoleh amunisi dan senjata melalui pasar gelap dan jalur penyelundupan. Dengan harga yang relatif tinggi, ada dugaan bahwa sindikat internasional terlibat dalam perdagangan senjata ilegal di Papua.

Gubernur Papua, Lukas Enembe, menyatakan keprihatinannya dan mendesak agar penyelidikan segera diselesaikan. “Ini masalah besar yang harus segera dituntaskan. KKB sudah meresahkan masyarakat dan aparat, dan kita tidak bisa membiarkan mereka terus berkembang,” ujar Enembe.

Peran Masyarakat dalam Memberantas Kejahatan Terorganisir

Penyelidikan Polda Papua melibatkan kerjasama dengan masyarakat setempat untuk memperoleh informasi lebih lanjut. Pihak kepolisian berharap, dengan dukungan warga, pihak yang terlibat dalam perdagangan senjata dan pendanaan KKB dapat segera ditangkap.

“Kami membutuhkan peran serta masyarakat untuk memberantas kejahatan ini. Jika ada yang melihat aktivitas mencurigakan, segera laporkan kepada kami,” tambah Kombes Arief.

Tantangan Keamanan di Papua

KKB di Papua selama ini dikenal melakukan aksi-aksi kekerasan yang mengganggu stabilitas keamanan di provinsi tersebut. Selain menyerang aparat keamanan, mereka juga sering melibatkan masyarakat sipil dalam aksi kekerasan. Keberadaan KKB yang terus berkembang menunjukkan adanya tantangan besar dalam menjaga keamanan di Papua, yang berkaitan dengan persoalan ekonomi, sosial, dan politik yang kompleks.

Dengan adanya temuan ini, Polda Papua diharapkan dapat meningkatkan upaya untuk menanggulangi peredaran senjata ilegal dan memutuskan rantai pendanaan yang mendukung aksi teror di wilayah tersebut. Penyelidikan mendalam terhadap sumber dana dan aliran senjata ilegal ini menjadi langkah penting dalam menciptakan keamanan di Papua.